Tibalah kita
Di penghujung persimpangan
Di penghujung jalan cinta
Kita berdua...
Terpaksa ku relakan
Tak daya ku halangkan
Kerna ku tahu cintamu
Bukan lagi milikku...
Menanti hatimu
Kembali padaku
Menanti purnama
Jatuh ke riba
Beratnya dimata, sebaknya di dada
Melihat kau bersama dirinya
Gadisku... yang ku pinta hanyalah satu
Semadikanlah kenanganmu bersamaku
Walau ditakdirkan tak bersama lagi
Kau gadis pertama yang ku cintai
Oh kasih... sebelum kau melangkah pergi
Ke pangkuan teman baru yang kau sanjungi
Lihat ke mataku, lihatlah padaku
Lihatlah airmata di mataku... kerna mu
Kau pernah berkata
Cintamu adalah selamanya
Rambulan menjadi saksi
Janji tinggal janji
Kata pada diri ini
Di mana kan ku cari ganti
Gadis seistimewa
Senyumanmu penawar... hati duka
Takkan ku rayu
Kembali padaku
Walau dihatiku
Terasa rindu
Beratnya dimata, sebaknya didada
Mengapa sanggup diriku kau luka
Gadisku... yang ku pinta hanyalah satu
Semadikanlah kenanganmu bersamaku
Walau ditakdirkan tak bersama lagi
Kau gadis pertama yang ku cintai
Oh kasih... sebelum kau melangkah pergi
Ke pangkuan teman baru yang kau sanjungi
Lihat ke mataku, lihatlah padaku
Lihatlah airmata di mataku... kerna mu
Hey gadis... kadang kala ku terfikir sendiri
Dimanakah kesilapan ku ?
Semakin ku cuba, semakin jauh kau dari ku
Jauh dari ku...
Beratnya dimata, sebaknya di dada
Mengapa sanggup diriku kau luka
Gadisku... yang ku pinta hanyalah satu
Semadikanlah kenanganmu bersamaku
Walau ditakdirkan tak bersama lagi
Kau gadis pertama yang ku cintai
Oh kasih... sebelum kau melangkah pergi
Ke pangkuan teman baru yang kau sanjungi
Lihat ke mataku, lihatlah padaku
Lihatlah airmata di mataku... kernamu
Tiga purnama sudah ku bertapa
Pulau Sembilan, Gua Panglima
Waris pusaka tujuh keturunan
Penuh kebatinan menanti seruan
Harimau menjelma berkilau taringnya
Merah menyala memburu mangsanya
Harimau menjelma bak pisau taringnya
Menghidu semangat, ilmu dan darah muda
Mahaguru turunkanku
Segala ilmu mistik dan kekebalanmu
Mahaguru izinkanku
Untuk beradu kuasa mahaguru
Lidahku bagaikan terasa-rasa
Darah merah hangat lawan derhaka
Jantungnya pula kujadikan sisa
Apabila yang kumurka binasa
Jika turutkan hati Izrael kau kan temui
Tapi bukan itu kupelajari
Pantang larang mahaguru
Takkan kuingkar hanya keranamu
Panji berkibar api membara
Mentera dilafaz langkah dibuka
Tegap perkasa berurat waja
Deria ke-6 pelengkapku di dalam
Harimau tercabar gemuruhnya musuh
Pantang dicemuh ku mengamuk merusuh
Harimau beraksi, berani berdiri
Adat bertarung kau hidup atau kau mati
Mahaguru turunkanku
Segala ilmu mistik dan kekebalanmu
Mahaguru izinkanku
Untuk beradu kuasa mahaguru
Sunyi sepi meditasi visi konsentrasi resapi naluri
Terbang tinggi di antara sedar dan mimpi
Mendekati ilmu sakti
Hakiki angin, air dan api
Tunjuk turut telunjuk jari
Arahku tak dapat ku kawal untuk memburu
Tak perlu bersembunyi jasadmu dapat kuhidu
Apa saja untukmu
Tak ku hiraukan waktu
Katakan saja kan ku laksana
Permaisuri kau bertahta di jiwa
Apa saja untuk mu
Ke dasar lautan biru
Bertaruh nyawa andai kau damba
Mutiara...di hari lahirmu
Kita menuju gemilang asmara
Tiada cinta setanding kita
Kurela sehingga ke akhirnya
Tunai segala mimpimu
Uhh...ratuku
Ke tepi, ke tepi gergasi sudah kembali
Menerap revolusi tergempar industri
Dari 92 hingga 7 tiba
Perjuanganku aku akan tetap terus bersama
Kini irama bertahta membina empayar
Program utama untuk menakluk dunia
Tak gentar dengan misi walaupun kontroversi
aku rela mati dari hidup penuh hipokrasi